Menurut Osho
Menurut Tradisi Sufi
Menurut Fisika Kuantum
7 Lapis kesadaran ini diungkap Al-Quran dalam beberapa ayat:
Dari Muaz Rasulullah s.a.w bersabda,”…….Hai Muaz Allah itu menciptakan tujuh malaikat sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Setiap langit ada satu malaikat yang menjaga pintu langit dan tiap-tiap pintu langit di jaga oleh malaikat penjaga pintu menurut ukuran pintu dan keagungannya. Malaikat Hafazah (malaikat pemelihara amalan seseorang) naik ke langit pertama. Penjaga langit pertama berkata,”Lemparkan kembali amalan itu ke muka pemiliknya karena saya diperintahkan untuk tidak menerima amalan tukang mengumpat.” Esoknya naik lagi malaikat Hafazah membawa amalan si hamba naik ke langit kedua. Di langit kedua penjaga pintunya berkata,”Lemparkanlah kembali amalan itu ke muka pemiliknya sebab dia beramal karena mengharapkan keduniaan. Allah memerintahkan supaya amalan itu di tahan jangan sampai lepas ke langit yang lain.
Kemudian naik lagi malaikat Hafazah ke langit ketiga membawa amalan yang sungguh indah. Penjaga langit ketiga berkata, “Lemparkan kembali amalan itu ke muka pemiliknya karena dia seorang yang sombong.” Berikutnya malaikat Hafazah membawa lagi amalan si hamba ke langit keempat. Lalu penjaga langit keempat berkata,”Lemparkan kembali amalan itu ke muka pemiliknya karena dia seorang yang ujub (pamer).
Selanjutnya amalan si hamba menuju langit kelima dalam keadaan bercahaya dengan jihad, haji, umrah dan lainya. Tetapi di pintu langit kelima penjaganya berkata,”Itu adalah amalan tukang hasad (dengki). Dia sangat dengki pada nikmat yang allah berikan pada hamba-Nya. Dia tidak ridho dengan kehendak Allah. Sebab itu Allah perintahkan amalannya dilemparkan kembali ke mukanya. Allah tidak terima amalan yang pendengki. Di langit keenam penjaga pintu langit berkata, “Saya penjaga rahmat. Saya diperintahkan untuk melempar kembali amalan yang indah itu ke muka pemiliknya karena dia tidak pernah mengasihi orang lain. Kalau orang mendapat musibah dia merasa senang. Sebab itu amalan itu jangan melintasi lagit ini.
Seterusnya malaikat Hafazah naik lagi membawa amalan si hamba menuju langit ketujuh. Cahanya amalan itu bagaikan kilat, suaranya bergemuruh. Diantara amalan itu ialah sholat, puasa, sedekah, jihad, warak dan lain-lain. Tetapi penjaga pintu ketujuh berkata, “Saya ini penjaga sum’ah (ingin kemasyuran). Sesungguhnya si hamba ini ingin termansyur dalam kelompoknya dan selalu ingin tinggi di saat berkumpul dengan kawan-kawan yang sebaya dan ingin mendapat pengaruh dari para pemimpin. Allah memerintahkan kepadaku agar amalan itu jangan melintasiku. Tiap-tiap amalan yang tidak bersih karena Allah maka itulah riya. Allah tidak akan menerima dan mengabulkan orang-orang yang riya.
Kemudian malaikat Hafazah itu naik lagi dengan membawa amal hamba yakni shalat, puasa, zakat, haji, umrah, akhlak yang baik dan mulia serta zikir pada Allah. Amalan itu diiringi malaikat ke langit ketujuh hingga melintasi hijab-hijab dan Sampailah ke hadirat Allah s.w.t. Semua malaikat berdiri di hadapan Allah dan semua menyaksikan amalan itu sebagai amalan sholeh yang betul-betul ikhlas untuk Allah. Tetapi Allah berfirman, “Aku adalah pemilik hatinya dan Aku lebih mengetahui apa yang dimaksudkan oleh hamba-Ku ini dengan amalannya. Dia tidak ikhlas pada-Ku dengan amalannya. Dia menipu orang lain, menipu kamu (malaikat Hafazah) tetapi tidak bisa menipu aku. Aku adalah Maha Mengetahui. Aku melihat segala isi hati dan tidak akan terlindung bagi-Ku apa saja yang terlindung.
- Dialah (Allah) yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu kemudian Dia menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. (QS 2:29)
- Dan sungguh, Kami telah menciptakan tujuh lapis langit di atas kamu. (QS 23:17)
- Lalu diciptakan-Nya tujuh langit dalam dua masa dan pada tiap-tiap langit Dia mewahyukan urusan masing-masing. (Qs 41:12)
- Allah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. (QS 65:12)
- Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis? (QS 71:15)
- Dan Kami membangun di atas kamu tujuh langit yang kokoh. (Qs 78:12)
Dari Muaz Rasulullah s.a.w bersabda,”…….Hai Muaz Allah itu menciptakan tujuh malaikat sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Setiap langit ada satu malaikat yang menjaga pintu langit dan tiap-tiap pintu langit di jaga oleh malaikat penjaga pintu menurut ukuran pintu dan keagungannya. Malaikat Hafazah (malaikat pemelihara amalan seseorang) naik ke langit pertama. Penjaga langit pertama berkata,”Lemparkan kembali amalan itu ke muka pemiliknya karena saya diperintahkan untuk tidak menerima amalan tukang mengumpat.” Esoknya naik lagi malaikat Hafazah membawa amalan si hamba naik ke langit kedua. Di langit kedua penjaga pintunya berkata,”Lemparkanlah kembali amalan itu ke muka pemiliknya sebab dia beramal karena mengharapkan keduniaan. Allah memerintahkan supaya amalan itu di tahan jangan sampai lepas ke langit yang lain.
Kemudian naik lagi malaikat Hafazah ke langit ketiga membawa amalan yang sungguh indah. Penjaga langit ketiga berkata, “Lemparkan kembali amalan itu ke muka pemiliknya karena dia seorang yang sombong.” Berikutnya malaikat Hafazah membawa lagi amalan si hamba ke langit keempat. Lalu penjaga langit keempat berkata,”Lemparkan kembali amalan itu ke muka pemiliknya karena dia seorang yang ujub (pamer).
Selanjutnya amalan si hamba menuju langit kelima dalam keadaan bercahaya dengan jihad, haji, umrah dan lainya. Tetapi di pintu langit kelima penjaganya berkata,”Itu adalah amalan tukang hasad (dengki). Dia sangat dengki pada nikmat yang allah berikan pada hamba-Nya. Dia tidak ridho dengan kehendak Allah. Sebab itu Allah perintahkan amalannya dilemparkan kembali ke mukanya. Allah tidak terima amalan yang pendengki. Di langit keenam penjaga pintu langit berkata, “Saya penjaga rahmat. Saya diperintahkan untuk melempar kembali amalan yang indah itu ke muka pemiliknya karena dia tidak pernah mengasihi orang lain. Kalau orang mendapat musibah dia merasa senang. Sebab itu amalan itu jangan melintasi lagit ini.
Seterusnya malaikat Hafazah naik lagi membawa amalan si hamba menuju langit ketujuh. Cahanya amalan itu bagaikan kilat, suaranya bergemuruh. Diantara amalan itu ialah sholat, puasa, sedekah, jihad, warak dan lain-lain. Tetapi penjaga pintu ketujuh berkata, “Saya ini penjaga sum’ah (ingin kemasyuran). Sesungguhnya si hamba ini ingin termansyur dalam kelompoknya dan selalu ingin tinggi di saat berkumpul dengan kawan-kawan yang sebaya dan ingin mendapat pengaruh dari para pemimpin. Allah memerintahkan kepadaku agar amalan itu jangan melintasiku. Tiap-tiap amalan yang tidak bersih karena Allah maka itulah riya. Allah tidak akan menerima dan mengabulkan orang-orang yang riya.
Kemudian malaikat Hafazah itu naik lagi dengan membawa amal hamba yakni shalat, puasa, zakat, haji, umrah, akhlak yang baik dan mulia serta zikir pada Allah. Amalan itu diiringi malaikat ke langit ketujuh hingga melintasi hijab-hijab dan Sampailah ke hadirat Allah s.w.t. Semua malaikat berdiri di hadapan Allah dan semua menyaksikan amalan itu sebagai amalan sholeh yang betul-betul ikhlas untuk Allah. Tetapi Allah berfirman, “Aku adalah pemilik hatinya dan Aku lebih mengetahui apa yang dimaksudkan oleh hamba-Ku ini dengan amalannya. Dia tidak ikhlas pada-Ku dengan amalannya. Dia menipu orang lain, menipu kamu (malaikat Hafazah) tetapi tidak bisa menipu aku. Aku adalah Maha Mengetahui. Aku melihat segala isi hati dan tidak akan terlindung bagi-Ku apa saja yang terlindung.