Masih ingat dulu? dulu sekali, saat kamu terlahir di dunia ini. Orang tuamu, tetangga-tetanggamu dan lingkunganmu pasti pada gembira dan senang bukan? Kamu tau mengapa mereka begitu senang dan gembira? Dalam batin mereka, dalam alam bawah sadar mereka terucap"Seorang makhluk baru telah lahir. Makhluk bodoh, dungu dan tak tau apa-apa. Bersiap-siaplah akan kami kerjai kamu,"
Yuk...ikuti perjalanan "kerja-mengerjai" ini:
"Halo adek kecil, kapan nieh masuk taman kanak-kanak. Pingin nol besar apa nol kecil sayang." Nah, hari pertama kamu masuk taman kanak-kanak, kamu merasa dijebak nggak? Kamu merasa nggak, kalau kamu masuk sekolah di hari pertama itu bukan keinginanmu tapi karena desakan orang tuamu, karena suruhan tetangga-tetanggamu dan lingkunganmu. Kamu didesak dan disuruh karena umurmu sudah berada diangka empat atau lima. Kamu merasa nggak dikerjai sayang? he...he...PASTI tidak dong sayang, karena kamu kan dianggap makhluk yang bodoh, dungu dan tau apa-apa, sejak kamu dilahirkan. Umur empat atau lima tahun pun kamu masih dianggap seperti itu. Kamu ikut aja deh kata mereka, nggak usah banyak cincong he...he...
"Halo adek kecil, kapan nieh naik kelas satu. Pingin sekolah dimana nieh? di SD ini apa itu?" Inilah perkataan mereka kalau kelas kamu di TK nolnya sudah mau pecah alias nol besaaarr banget. Karena umur kamu masih berada dibawah angka 10. Kamu masih dianggap bau kencur, padahal kamu kan belum pernah minum kencur. Apalagi kencingmu saja belum lurus. Udah dech...ikut saja kata mereka, nggak usah banyak cincong he...he...
"Halo adek kecil, kapan nieh naik kelas dua, tiga, empat, lima dan enam?" Gila! kamu masih dipanggil adek kecil. Padahal kan umur kamu sudah diatas ambang batas kelayakan (reasonable threshold), 10 tahun! Ternyata pengalaman hidupmu selama lebih dari 10 tahun masih dianggap tak berarti, kecil dan tak signifikan. Ya...iyalah...wong orang tuamu, tetangga-tetanggamu, dan lingkunganmu sekarang udah pada diatas empat puluh tahun kog. Ya terima nasib sajalah kalau kamu masih dianggap bodoh, dungu dan tak tau apa-apa. Udah dech...ikut saja kata mereka, nggak usah banyak cincong he...he...
"Halo adek kecil, kapan naik ke SMP dan SMA? kapan kuliah" ujar mereka. Kalau sudah selesai kuliah, mereka tetap bertanya, "Halo adek kecil, kapan menikah?"
Lho kog masih adek kecil? Sebagai laki-laki dan perempuan dewasa, masa sih gak tau arti "adek kecil"? laki-laki dan perempuan pasti punya adek kecil tuh he...he... Belum tau juga??? berarti kamu memang masih bodoh, dungu dan belum tau apa-apa ha...ha...
Kala kamu sudah menikah, pertanyaannya menjadi,"kapan punya anak, anaknya TK dimana? Anaknya sekarang SD, SMP, SMA dimana dan kelas berapa? Anaknya kuliah dimana? Anaknya sudah nikah belum?........dan seterusnya. PERTANYAANNYA PERSIS SAMA DENGAN APA YANG PERNAH DITANYAKAN KEPADAMU. Karena kamu tidak tau kalau kamu DIKERJAI, kamu, tetangga-tetanggamu, lingkunganmu melakukan hal yang sama pada anak-anakmu, cucu-cucumu, cicit-cicitmu, dan seterusnya.
Kamu bosan dikerjai oleh orang tua, tetangga-tetanggamu, dan lingkunganmu. Tapi kamu tidak ngerti kalau kamu dikerjai. Kamu bosan saja. Akhirnya......kamu memilih CERAI!!! Semua kaget, semua tersentak. Semua linglung. Kamu sekarang yang banyak cincong dan MEREKA SEMUA AKAN DIAM seribu bahasa he...he....
Akhirnya mereka baru sadar kalau kamu sekarang sudah dewasa, meski tetap punya "adek kecil" ha...ha...
Saat ini kalau kamu jalan, kamu akan disapa,"halo...atau Hi..." (tanpa adek kecil). Mengapa? Karena yang menyapa itu minta kenalan he...he...
Yuk...ikuti perjalanan "kerja-mengerjai" ini:
"Halo adek kecil, kapan nieh masuk taman kanak-kanak. Pingin nol besar apa nol kecil sayang." Nah, hari pertama kamu masuk taman kanak-kanak, kamu merasa dijebak nggak? Kamu merasa nggak, kalau kamu masuk sekolah di hari pertama itu bukan keinginanmu tapi karena desakan orang tuamu, karena suruhan tetangga-tetanggamu dan lingkunganmu. Kamu didesak dan disuruh karena umurmu sudah berada diangka empat atau lima. Kamu merasa nggak dikerjai sayang? he...he...PASTI tidak dong sayang, karena kamu kan dianggap makhluk yang bodoh, dungu dan tau apa-apa, sejak kamu dilahirkan. Umur empat atau lima tahun pun kamu masih dianggap seperti itu. Kamu ikut aja deh kata mereka, nggak usah banyak cincong he...he...
"Halo adek kecil, kapan nieh naik kelas satu. Pingin sekolah dimana nieh? di SD ini apa itu?" Inilah perkataan mereka kalau kelas kamu di TK nolnya sudah mau pecah alias nol besaaarr banget. Karena umur kamu masih berada dibawah angka 10. Kamu masih dianggap bau kencur, padahal kamu kan belum pernah minum kencur. Apalagi kencingmu saja belum lurus. Udah dech...ikut saja kata mereka, nggak usah banyak cincong he...he...
"Halo adek kecil, kapan nieh naik kelas dua, tiga, empat, lima dan enam?" Gila! kamu masih dipanggil adek kecil. Padahal kan umur kamu sudah diatas ambang batas kelayakan (reasonable threshold), 10 tahun! Ternyata pengalaman hidupmu selama lebih dari 10 tahun masih dianggap tak berarti, kecil dan tak signifikan. Ya...iyalah...wong orang tuamu, tetangga-tetanggamu, dan lingkunganmu sekarang udah pada diatas empat puluh tahun kog. Ya terima nasib sajalah kalau kamu masih dianggap bodoh, dungu dan tak tau apa-apa. Udah dech...ikut saja kata mereka, nggak usah banyak cincong he...he...
"Halo adek kecil, kapan naik ke SMP dan SMA? kapan kuliah" ujar mereka. Kalau sudah selesai kuliah, mereka tetap bertanya, "Halo adek kecil, kapan menikah?"
Lho kog masih adek kecil? Sebagai laki-laki dan perempuan dewasa, masa sih gak tau arti "adek kecil"? laki-laki dan perempuan pasti punya adek kecil tuh he...he... Belum tau juga??? berarti kamu memang masih bodoh, dungu dan belum tau apa-apa ha...ha...
Kala kamu sudah menikah, pertanyaannya menjadi,"kapan punya anak, anaknya TK dimana? Anaknya sekarang SD, SMP, SMA dimana dan kelas berapa? Anaknya kuliah dimana? Anaknya sudah nikah belum?........dan seterusnya. PERTANYAANNYA PERSIS SAMA DENGAN APA YANG PERNAH DITANYAKAN KEPADAMU. Karena kamu tidak tau kalau kamu DIKERJAI, kamu, tetangga-tetanggamu, lingkunganmu melakukan hal yang sama pada anak-anakmu, cucu-cucumu, cicit-cicitmu, dan seterusnya.
Kamu bosan dikerjai oleh orang tua, tetangga-tetanggamu, dan lingkunganmu. Tapi kamu tidak ngerti kalau kamu dikerjai. Kamu bosan saja. Akhirnya......kamu memilih CERAI!!! Semua kaget, semua tersentak. Semua linglung. Kamu sekarang yang banyak cincong dan MEREKA SEMUA AKAN DIAM seribu bahasa he...he....
Akhirnya mereka baru sadar kalau kamu sekarang sudah dewasa, meski tetap punya "adek kecil" ha...ha...
Saat ini kalau kamu jalan, kamu akan disapa,"halo...atau Hi..." (tanpa adek kecil). Mengapa? Karena yang menyapa itu minta kenalan he...he...