Pertanyaan “mengapa” adalah pertanyaan pertama dan utama bagi seorang penulis sebelum ia menulis. Inilah pertanyaan paling penting sebelum pertanyaan-pertanyaan “bagaimana”, “apa”, “kapan”, “dimana”, dan “siapa” dijawab.
Banyak orang ingin menulis tetapi karena mereka tidak memiliki alasan yang kuat mengapa menulis, ditengah perjalanan aktivitas menulisnya mereka akan mudah berhenti. Pertanyaan mengapa adalah pertanyaan motivator. Pertanyaan inilah yang akan terus memotivasi Anda untuk tetap menulis.
Seorang Djenar Maesa Ayu (penulis dan sutradara film) pada malam hari sebanyak dua atau tiga minggu sekali nongkrong di kafe hanya untuk menyelesaikan proyek penulisannya. Yang membuat saya kagum adalah kemampuannya bertahan berjam-jam menyelesaikan sebuah tulisan. Menurut pengakuannya Ia terbiasa menulis dari jam 18:00 sampai jam 4:00 pagi atau bahkan bisa sampai terang (setelah subuh). Saat ditanya mengapa ia memilih malam hari untuk menulis. Djenar menjawab pertama karena di siang hari ia harus mengurus kedua anaknya. Kedua, karena pada malam hari lebih merangsang tumbuhnya ide-ide. Inilah dua motivasi paling kuat mengapa Djenar lebih memilih menulis di malam hari. Saya yakin bila kedua motivasi ini di hilangkan, ia akan sangat sulit menyelesaikan karya-karyanya.
Lantas apa alasan saya untuk terus menulis? Saya memiliki 100 alasan mengapa saya terus bertahan dalam jalur tulis-menulis ini:
1. Saya ingin awet muda.
2. Saya ingin berumur panjang.
3. Saya ingin menjadi dermawan kata-kata.
4. Saya ingin menjadi dermawan harta.
5. Saya ingin menjadi penyebar ilmu (berdakwah).
6. Saya ingin membuat prasasti pribadi.
7. Saya ingin membebaskan kesulitan diri sendiri dan orang lain.
8. Saya ingin memenuhi hajat orang lain terutama untuk makanan hati/jiwa.
9. Saya ingin mengasah seluruh potensi otak.
10. Saya ingin melatih kesabaran dan disiplin.
11. Saya ingin memberi motivasi dan harapan.
12. Karena saya merasa cukup.
13. Karena saya ingin aliran pahala terus menerus meski jasad saya telah hancur bersama tanah.
14. Karena saya ingin membuat orang lain tersenyum bahkan tertawa bahagia.
15. Karena saya memiliki sesuatu yang ingin dikatakan.
16. Karena saya ingin melihat sesuatu dengan sudut pandang yang berbeda.
17. Karena saya ingin berhubungan dengan lebih banyak orang.
18. Karena saya ingin menjangkau generasi masa lalu, kini dan masa akan datang.
19. Karena saya ingin menemukan diri saya sendiri.
20. Karena saya ingin buku karangan saya banyak terpajang di rak toko buku.
21. Karena saya ingin sebagai penerus atau penyambung kata dari orang-orang bijak.
22. Karena saya ingin berjalan, melihat dan mengalami sesuatu hal baru.
23. Karena saya ingin melihat jiwa-jiwa yang mati hidup kembali.
24. Karena saya ingin melihat buah pikiran saya dapat memberatkan timbangan amal kebaikan saya di akhirat kelak
25. Karena saya ingin meredam kekacauan, dan kebrutalan.
26. Karena saya ingin mendapat passive income.
27. Saya ingin sebagai pencatat sejarah dan menorehkan nama dalam sejarah.
28. Saya ingin sebagai penyebar keberkahan.
29. Karena menulis mendorong saya untuk berpikir.
30. Karena saya ingin membuka sesuatu yang tadinya tersembunyi.
31. Karena saya ingin menghargai keindahan.
32. Karena menulis menciptakan kesabaran.
33. Karena menulis bisa mempengaruhi orang lain
34. Saya ingin berbagi pengalaman
35. Menulis membuat saya melanglang buana ke seantero negeri tanpa beranjak dari tempat duduk.
36. Menulis membuat saya berkomunikasi dengan siapapun tanpa harus bertatap muka.
37. Menulis membuat saya memasuki alam meditatif
38. Menulis dapat menghancurkan tembok yang kuat tanpa menyentuhnya
39. Menulis dapat mengangkat dan menjatuhkan kekuasaan seseorang tanpa huru hara
40. Menulis membuat saya bijaksana seperti Krisna, gagah seperti Bima dan berbudi tampan seperti Arjuna
41. Karena menulis dapat membebaskan
42. Karena menulis dapat mendorong penemuan-penemuan baru
43. Karena menulis dapat merubah sesuatu yang biasa-biasa saja menjadi sesuatu yang berharga
44. Karena saya ingin terus belajar dan berkembang
45. Menulis membuat metabolisme tubuh lancar
46. Menulis membuat sel syaraf otak bertambah lebih banyak.
47. Terus menulis membuat saya susah menjadi pikun
48. Menulis membuat saya dapat mengeluarkan yang tersembunyi dan menyembunyikan apa yang Nampak
49. Menulis membuat saya melambatkan irama hidup yang cepat.
50. Menulis membuat saya melihat, mendengar dan merasakan apapun yang tak bisa dilihat, didengar dan dirasakan orang lain.
51. Menulis membuat saya seolah bersatu dengan alam semesta.
52. Karena menulis dapat meningkatkan sistem imunitas tubuh.
53. Menulis dapat melawan penyakit.
54. Menulis membuat saya memiliki kualitas tidur yang prima.
55. Menulis sebagai ekspresi cinta saya kepada alam semesta.
56. Karena menulis dapat mensugesti positif diri saya.
57. Menulis membuat saya menjadi arsitek kata-kata.
58. Menulis membuat saya mirip Tuhan.
59. Menulis membuat saya dapat berdialog langsung dengan sang DIRI.
60. Menulis membuat saya menjadi pesulap: membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin.
61. Menulis membuat saya lebih dekat dengan kelahiran/kehidupan dan akrab dengan kematian.
62. Menulis membuat saya sadar bahwa saya berubah setiap detik.
63. Karena tulisan saya bisa diwariskan pada anak dan cucu saya.
64. Tulisan adalah alunan musik yang paling indah.
65. Karena sebuah tulisan mirip dengan gemericik air sungai yang mengalir dan sahut menyahutnya kicauan burung.
66. Karena tulisan yang saya tulis bisa memasukkan saya ke Sorga.
67. Karena menulis dapat menghapus sebagian dosa-dosa saya.
68. Karena menulis itu ibadah
69. Karena menulis itu sebuah kegiatan memasukkan ide ke orang lain tanpa pemaksaan.
70. Karena kegiatan menulis mengajarkan saya tentang makna relaksasi.
71. Menulis membuat saya mengolah fakta dan membangun otak.
72. Menulis membuat saya menjadi calon orang jenius.
73. Karena menulis itu adalah sebuah proses pemotretan keindahan.
74. Karena menulis dapat membangun citra pribadi kearah yang lebih positif.
75. Karena menulis dapat menutup luka-luka batin sekaligus membukanya untuk di beberkan dan dikaji.
76. Karena sebuah tulisan yang telah tertulis akan membuka ruang yang lebar untuk dimasuki dan dikritisi oleh orang lain.
77. Karena menulis mengajarkan saya tentang makna kepasrahan dan keikhlasan.
78. Karena dengan menulis saya dimudahkan untuk melintasi relung-relung pikiran orang lain sekaligus menerjemahkannya.
79. Karena dengan menulis saya bisa marah dengan meledak-ledak, bisa menangis tersedu-sedu, bisa melonjak kegirangan. Dan semua itu saya lakukan dengan sangat hening, tanpa suara.
80. Karena dengan menulis saya bisa menjaga kehormatan diri dengan tembok yang sangat kokoh.
81. Dengan menulis saya belajar bagaimana menghargai spontanitas.
82. Karena dengan menulis saya bisa merayakan setiap detik kehidupan.
83. Menulis membuat saya lupa diri (huruf kecil) dan selalu ingat DIRI (huruf besar).
84. Menulis membuat saya selalu bertanya.
85. Menulis membuat saya terkadang lepas dari ikatan formalistik yang terlalu birokratis dan prosedural.
86. Karena kegiatan menulis tidak mengenakan pakaian seragam.
87. Karena pekerjaan menulis bisa dilakukan dengan mengenakan kaos oblong dan celana pendek serta tanpa alas kaki.
88. Karena kerja menulis adalah perintah dari dalam diri bukan dari luar diri.
89. Karena sebuah tulisan secara otomatis (dengan sangat cepat) mengubah kristal-kristal air di dalam tubuh.
90. Karena menulis itu doa.
91. Karena menulis dapat mengubah takdir.
92. Karena menulis itu menggali impian terdalam.
93. Karena saya susah mengingat dan menghapal.
94. Karena saya bisa menghapus sesuatu yang terlanjur ditorehkan dan membatalkan sesuatu yang telah dituliskan.
95. Karena kegiatan tulis-menulis merupakan budaya orang modern.
96. Karena Tuhan pernah bersumpah dengan alat tulis (pena)
97. Karena menulis itu mudah tapi sangat sedikit orang yang mau melakukannya.
98. Karena kepakaran seseorang tergantung dari seberapa banyak tulisan yang telah ditulis.
99. Karena Rasulullah dekat sekali dengan para penulis.
100. Karena saya bangga jadi penulis.
Dengan seratus alasan inilah, bagi saya, sudah cukup untuk menghindari rasa malas apalagi berhenti menulis. “Tiada hari tanpa menulis”, itulah moto yang saya canangkan bagi diri saya pribadi. Memang, tidak dipungkiri bahwa kadang timbul rasa malas untuk tidak menulis. Namun bila rasa malas itu muncul, segera saya melihat kembali seratus alasan diatas. Dan seketika itu juga semangat untuk menulis berkobar lagi.